Penerapan Analisis Break Even Point (BEP) dalam Proposal Usaha
Hii! perkenalkan nama saya Yulia Haniva Rismawati, mahasiswa Universitas Komputer Indonesia, Program Studi Manajemen. Pada artikel perdana ini saya akan membahas mengenai penerapan analisis Break Even Point (BEP) dalam proposal usaha.
Oke, sebelum masuk ke pembahasan hitung menghitung, cari tahu dulu yuk apa itu proposal. Bagi para mahasiswa tentunya sudah tidak asing dengan kata proposal ini. Ya tentunya ada beberapa jenis proposal yang sering dijumpai dan dibuat sebagai bahan pengajuan:
1. Proposal kegiatan, proposal ini biasanya dibuat untuk pengajuan atau perizinan saat mencari sponsor acara. Selain itu dapat juga dibuat dalam bentuk proposal lomba, seminar maupun pelatihan.
2. Proposal proyek, proposal ini biasanya banyak ditemui saat berkecimpung di dunia kerja berkenaan dengan bisnis yang bersifat komersil, contohnya seperti proposal proyek pembangunan dan lain sebagainya.
3. Proposal penelitian seperti proposal skripsi, tesis dan disertasi.
4. Proposal bisnis/proposal usaha yang akan dibahas kali ini, biasanya berkaitan dengan pendirian sebuah usaha.
Menurut Hariwijaya (2005 : 12–13) “proposal merupakan bentuk pengusuluan maupun penawaran suatu gagasan, rancangan, hasil pemikiran kepada pihak yang dituju guna memperoleh bantuan, izin, kesepakatan dana/pembiayaan dan lain sebagainya”.
Jadi, apa itu proposal usaha? Dari penjelasan diatas dapat disederhanakan bahwa proposal usaha itu merupakan pengusulan secara tertulis berupa perencanaan suatu usaha dimana didalamnya terdapat aspek keuangan/pembiayaan, rencana penjualan, perlengkapan serta perencanaan laba yang akan didapat dari usaha yang dijalankan.
Tujuan dari pembuatan proposal usaha ini tentunya untuk meyakinkan pihak yang akan bekerja sama dengan pemilik usaha agar dapat memberikan dukungan serta pembiayaan terhadap rencana usaha yang akan dijalankan sehingga rencana tersebut dapat berjalan lancar dan sesuai yang diharapkan.
Adapun manfaat yang akan didapat dari pembuatan proposal usaha ini, seperti:
a. Membandingkan rencana yang telah disusun dengan hasil nyata dilapangan.
b. Pihak lain dapat memberikan sudut pandangnya mengenai pengembangan serta pengujian rencana yang dibuat.
c. Memantau keberhasilan usaha berkenaan dengan persaingan, kemungkinan resiko maupun aspek finansial sehingga dapat mengambil langkah/tindakan yang tepat untuk menghadapi hal tersebut.
d. Sumber keuangan dan alokasi biaya dapat dipantau lebih jelas sehingga mempermudah jika akan melakukan evaluasi.
Sebelum masuk ke pembuatan proposal tentunya seorang pengusaha diharuskan untuk mencari informasi guna membantu dalam pembuatan konsep usaha yang akan dijalankan seperti riset pasar, riset produk/jasa, riset bahan baku dan lain sebagainya.
Didalam proposal usaha ini biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut :
1. Latar belakang/ide usaha
2. Visi misi usaha
3. Analisa peluang usaha menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat)
4. Marketing mix (Product, Price, Place, Promotion)
5. Perhitungan modal
6. Analisa biaya produksi dan harga jual
7. Analisis Break Even Point, dan
8. Analisa keuntungan
Oke, langsung saja mari praktikan pembuatan proposal usaha beserta dengan penerapan analisis Break Even Point di dalamnya, agar mudah dipahami kita akan membuat usaha-usaha kecil seperti usaha “Banana Choco Muffin”.
1. Pada bagian latar belakang/ide usaha ini dapat dimuat dengan konsep usaha yang akan dijalankan, apa alasan memilih bisnis tersebut serta apa yang menjadi pembeda produk kita dengan produk kompetitor (jika produk yang dijual sudah beredar dipasaran). Contohnya seperti:
“Bandung merupakan kota yang identik dengan makanan atau dunia kulinernya, maka dari itu saya tertarik membuka usaha dibidang makanan ini karena melihat peluang didalamnya. Berawal dari banyaknya orang sekitar tempat tinggal dan teman sekolah yang gemar makan kue sebagai cemilan untuk berantai, maka dari itu mengapa saya memilih berwirausaha dibidang makanan kue. (ini dapat menjadi salah satu contoh alasan mengapa anda memilih usaha tersebut).
Muffin yaitu makanan yang terbuat dari adonan roti dan disajikan dalam sebuah cup…… (menjelaskan secara umum produk yang anda jual).
Untuk menghadirkan muffin yang sehat, bergizi serta memiliki bentuk yang menarik saya mengkreasikan muffin tersebut dengan menambahkan buah pisang didalamnya. Buah pisang ini selain sehat dan bergizi tentunya memiliki rasa yang lezat dan mudah didapat. (ungkapkan kreasi serta pembeda produkmu dengan kompetitor).
2. Dalam membangun sebuah usaha pastinya setiap orang memiliki visi misi yang berbeda-beda. Di bagian ini ungkapkan apa tujuan pendirian usahamu dan bagaimana cara merealisasikan hal tersebut, sebagai contoh :
a. Visi usaha
- Memodifikasi atau memperbaharui produk yang sudah ada
- Melayani dengan baik
- Dan lain sebagainya
b. Misi usaha
- Berinovasi dengan resep yang ada dengan menambahkan pisang sebagai bahan baku
- Menerima kritik maupun saran dari konsumen
- Dan lain sebagainya
3. Saat akan memulai kegiatan usaha tentunya diharuskan untuk menganalisa peluang usaha yang ada, analisa tersebut dapat menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat). Dengan menggunakan analisis ini pengusaha dapat melihat apa kelemahan dan kelebihan usaha yang akan dijalankan serta dapat juga mengetahui apa peluang dan ancaman sehingga pengusaha dapat mengambil keputusan tepat untuk menghadapi hal tersebut. Sebagai contoh:
a. Strenght (Kekuatan)
- Menawarkan produk dengan harga yang terjangkau serta cocok untuk semua kalangan
- Membuat inovasi rasa
- Tidak menggunakan bahan pengawet
- Bahan baku yang mudah didapat serta proses produksi mudah
b. Weakness (Kelemahan)
- Tidak bertahan lama
- Belum banyak dikenal sehingga membutuhkan promosi yang maksimal
c. Opportunity (Peluang)
- Belum adanya produk dengan inovasi serupa
- Banyaknya konsumen yang gemar makan kue
d. Threat (Ancaman)
- Mudah ditiru
- Munculnya pesaing baru
- Banyaknya macam-macam kue yang dijual dipasaran
4. Marketing mix (Product, Price, Place, Promotion), bagian ini memuat mengenai pemasaran produk seperti penjelasan produk yang dijual secara singkat, menentukan tempat dan harga jual produk, serta promosi apa yang digunakan agar produk yang dijual lebih dikenal dan menarik minat konsumen untuk membelinya. Sebagai contoh:
- Product
Banana choco muffin ini mempunyai rasa yang berbeda dengan tambahan pisang dalam campuran adonannya sehingga memberikan rasa baru dari sebuah muffin.
- Price
Harga yang ditawarkan untuk 1 cup muffin ini sangat terjangkau yaitu hanya Rp 4.000 saja.
- Place
Untuk memasarkan banana choco muffin ini kami jual di sekitar tempat tinggal, sekolah, serta mesupply ke toko-toko kue.
- Promotion
Promosi yang digunakan untuk memasarkan banana choco muffin ini dengan cara menawarkan langsung (direct selling), menyebarkan melalui media sosial serta dari pengalaman konsumen yang pernah membeli (mouth to mouth).
5. Pehitungan modal dan harga jual, dalam perhitungan ini memuat rincian biaya yang dibutuhkan untuk membuat usaha “Banana Choco Muffin”. Biaya-biaya ini biasanya terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap, kita bahas terlebih dahulu agar lebih paham. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan tergantung pada jumlah output/produk yang dihasilkan. Jika produk yang hasilkan meningkat secara otomatis biaya yang dikeluarkannya pun meningkat. Begitu pula sebaliknya, jika produk yang dihasilkan menurun maka turun juga biaya yang perusahaan keluarkan. Berbeda dengan biaya variabel, biaya tetap justru tidak dipengaruhi oleh tinggi rendahnya hasil produksi. Sesuai dengan namanya biaya tetap ini cenderung tetap dan tak berubah. Sebagai contoh:
- Total Biaya (Total Cost) merupakan hasil dari penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel yang ada.
Total Cost = Fixed Cost + Variable Cost
Total Cost = 1.600.000 + 100.000
Total Cost = 1.700.000
6. Analisa biaya produksi dengan Average Variable Cost (AVC). Perhitungan Average Variable Cost (AVC) ini terbilang penting sebab pengusaha diharuskan dapat menganalisa modal/biaya yang dikeluarkan sehari-hari untuk membuat produk sejalan dengan output yang di hasilkan. Penggunaan Average Variable Cost (AVC) tentunya untuk mengamati dan menjaga mengenai produksi yang sedang berjalan. Apakah produksi tersebut harus terus dijalankan, dikurangi atau dihentikan sementara. Hal tersebut dilakukan guna mengurangi pengeluaran usaha. Average Variable Cost (AVC) ini juga dapat sebagai dasar dalam menentukan sebuah harga produk. Jika harga produk yang dijual lebih tinggi daripada Average Variable Cost (AVC) maka dapat dikatakan bahwa perusahaan mampu menutupi modal yang dikeluarkan baik tetap maupun biaya variabelnya. Dengan kata lain produksi produk dapat terus dijalankan.
Sebagai contoh perhitungan Average Variable Cost (AVC) :
AVC = Biaya variabel : Jumlah produksi
AVC = Rp 100.000 : 50
AVC = Rp 2.000
Setelah mengetahui angka Average Variable Cost (AVC) kita lanjut untuk menentukan harga jual produk, misalnya kita ingin memiliki margin senilai 100% dari Average Variable Cost (AVC), maka perhitungannya sebagai berikut :
Harga jual = AVC + margin
Harga jual = Rp 2.000 (100% x Rp 2.000)
Harga Jual = Rp 4.000
Keputusan penentuan margin ini tentunya berbeda-beda tergantung pemilik usaha, yang pasti agar produksi dapat terus berjalan harga produk diharuskan melebihi Average Variable Cost (AVC).
7. Analisis Break Even Point. Penggunaan analisis Break Even Point ini berguna untuk mengetahui titik dimana pendapatan yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. Dengan kata lain perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Sebagai contoh :
P x Q = FC + VC
4.000 x Q = 1.600.000 + 2.000
4.000 x 2.000Q = 1.600.000
2.000Q = 1.600.000
Q = 1.600.000 : 2.000
Q = 800
Hasil 800 ini merupakan jumlah produk yang harus terjual guna menutupi modal yang ada. Jika penjualan produk dibawah 800 pcs maka dapat dikatakan usaha tersebut merugi. Sebaliknya jika penjualan produk diatas 800 pcs maka usaha tersebut menghasilkan laba.
Lalu bagaimana cara mengetahui berapa hari penjualan 800 pcs ini dapat tercapai? Seperti ini cara menghitungnya :
Target BEP : Jumlah Produksi harian
800 pcs : 50 pcs = 16 hari
Artinya penjualan 800 pcs tersebut dapat tercapai dalam 16 hari jika setiap harinya usaha ini mampu menjual sebanyak 50 pcs.
8. Analisa keuntungan. Pada step terakhir ini pengusaha dapat menganalisa keuntungan yang akan didapat baik itu keuntungan harian, mingguan, bulanan sampai dengan tahunan.
- Keuntungan perbulan
Quantity = 50 x 30 hari
Quantity = 1.500
Total Revenue = Price x Quantity
Total Revenue = 4.000 x 1.500
Total Revenue = 6.000.000
Total Cost = Fixed Cost + Variable Cost
Total Cost = 1.600.000 + 2.000 (1.500)
Total Cost = 4.600.000
Laba = Total Revenue — Total Cost
Laba = 6.000.000–4.600.000
Laba = 1.400.000
- Keuntungan perminggu
1.400.000 : 4 = 350.000
- Keuntungan perhari
1.400.000 : 30 = 46.700
21219084 — Yulia Haniva Rismawati
Universitas Komputer Indonesia
—sumber/referensi —
Buku Entrepreneurship (Kewirausahaan) Dr. M. Muchson, SE. MM
Buku Panduan Lengkap Menyusun Proposal Happy Susanto, S.Sos, MA
Business Plan (How to make a good business plan)
Analisa Break Even Point — Jurnal Entrepreneur